Friday, February 20, 2009

Saraswati

Hari Raya Saraswati

Hari raya Saraswati adalah Hari Raya untuk memuliakan atau memuja Shang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai “Dewa Ning Pangeweruh” yaitu Dewa penguasa ilmu pengetahuan suci (Weda), pada dasarnya Saraswati terdiri dari 2 kata yaitu Saras dan Wati,”Saras” berarti sesuatu yang mengalir atau ucapan sedangkan “Wati” artinya memiliki. Jadi kata Saraswati secara etimologis berarti sesuatu sesuatu yang mengalir atau makna ucapan. Ilmu pengetahuan itu sifatnya mengalir terus-menerus tiada hentinya ibarat sumur yang airnya tiada pernah habis meskipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup pada umat manusia. Hari Raya Saraswati ini sangat penting bagi umat Hindu khususnya bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan karena Umat Hindu mempercayai hari Saraswati adalah turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia untuk kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan meningkatkan keberadaban umat manusia. Hari raya Saraswati diperiagati setiap enam bulan sekali (210 hari), tepatnya pada hari Saniscara Umanis wuku Watugunung.
Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi/Istri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugrah Dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan.
Ilmu pengetahuan dilambangkan oleh wanita cantik yaitu Dewi Saraswati, karena oleh wanitalah (ibu) kita berasal (lahir) dan wanita itu mempunyai sifat lembut, tegas dan cinta kasih. Dewi Sraswati adalah sakti dari Dewa Brahma. Selain itu Dewi Saraswati digambarkan mempunyai tangan empat yang masing-masing memegang Genitri (tasbih), Kropak (lontar), dan Wina. Dewi Saraswati juga digambarkan duduk diatas bunga teratai dan didampingi angsa dan burung merak. Simbol-simbol itu memiliki makna dan arti sebagai berikut :
-Genitri :lambang bahwa ilmu pengetahuan itu tidak pernah berakhir sepanjang hidup dan tak akan pernah habis dipelajari.
-Kropak/Lontar : lambang sumber ilmu pengetahuan (Gudang Ilmu Pengetahuan).
-Wina : mencerminkan bahwa ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi rasa estetika/keindahan dari manusia.
-Teratai : sebaga istana / linggih Hyang Widhi dan juga sebagai lambang bahwa ilmu pengetahuan itu sangat suci.
-Burung merak : melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu agung dan berwibawa kepada orang yang telah menguasainya.
-Angsa : simbul dari kebijaksanaan untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk.


Upacar pada hari Saraswati, pustaka-pustaka, lontar-lontar, buku-buku dan alat tulis menulis yang mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama, kesusilaan dan sebagainya dibersihkan, dikumpulkan dan diatur pada suatu tempat, di pura di pemerajan atau di dalam bilik untuk diupacarai.
Di hari Saraswati biasanya pagi-pagi para siswa sekolah sudah sibuk mempersiapkan upacara sembahyang di sekolah masing-masing, sehabis itu biasanya para siswa melanjutkan sembahyang ke pura-pura lainnya. Dan pura yang menjadi favorit adalah pura Jagatnatha yang ada dipusat kota. Di sekolah, di pura, di rumah maupun di perkantoran semua buku, lontar, pustaka-pustaka dan alat-alat tulis di taruh pada suatu tempat untuk diupacarai, sedangkan para bijaksana menjalankan Tapa Brata Yoga dan Semedhi. Ada mitos pada hari Saraswati tidak diperbolehkan untuk menulis dan membaca.
Pada malam harinya dilaksanakan malam sastra dengan membaca sloka-sloka kitab suci keagamaan, mekekawin dan cerita-cerita yang berhubungan dengan ajaran dharma atau diadakan hiburan-hiburan pementasan wayang kulit. Kadang-kadang dilaksanakan sambang samadhi dengan mona bratha, yaitu tidak boleh berbicara, agar konsentrasi lebih cepat tertuju pada Dewi Saraswati.
Keesokan harinya pada hari Redite Pahing Wuku Sinta umat hindu melaksanakan upacara banyu pinaruh, yaitu simbol telah mendapatkan anugrah ilmu pengetahuan suci (Weda). Adapun pelaksanaan hari raya Banyu Pinaruh sebagai berikut:



1) Pagi-pagi buta umat hindu melakukan penyucian diri dengan mandi ke laut atau sumber air lainnya Keesokan harinya dilaksanakan Banyu Pinaruh, yakni asuci laksana dipagi buta berkeramas dengan air kumkuman. Ke hadapan Hyang Saraswati dihaturkan ajuman kuning dan tamba inum. Tamba inum ini terdiri dari air cendana, beras putih dan bawang lalu diminum, sesudahnya bersantap nasi kuning garam, telur, disertai dengan puja mantram: Om, Ang Çarira sampurna ya namah swaha.
2) Setelah diri kita bersih, dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan memuja dewi Saraswati. Setelah selesai pesembahyangan, kemudian memohon Jajan Saraswati yang dilanjutkan dengan Nglungsur atau memohon Jajan Saraswati sebagai simbol mendapatkan anugrah Ilmu pengetahuan dari Dewi Saraswati.

No comments:

Post a Comment